Pengertian Ekologi
Ekologi
merupakan ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya.
Ekologi mempertanyakan tentang berbagai hal seperti berikut
ini:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
c. Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan
kehidupan
d. Bagaimana mereka mencukupi materi dan energi
e. Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain
f. Bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi
sebagai populasi
Ekologi termasuk
kedalam disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik serta
proses biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu social. Pada tahun
1900, Ekologi menjadi acuan ilmu-ilmu lainnya, yang wajib diketahui, karena
dapat menerangkan, memberikan ilham, mencari jalan menuju hidup layak. Setelah
1968, timbul kesadaran lingkungan di seluruh dunia, dimana setiap orang
dituntut untuk hemat dalam penggunaan sumber daya, hemat energi, dan dapat
mengurangi pencemaran tanah, air, udara, yang merupakan masalah lingkungan sedunia.
Setelah ada gerakan sadar lingkungan (di dunia, 1968 dan di Indonesia 1972),
maka setiap orang mulai memikirkan : masalah pencemaran, rusaknya daerah-daerah
alami, hutan, pantai, meningkatnya perkembangan penduduk, yang berdampak pada
masalah pangan, penggunaan energi, kenaikan suhu akibat efek gas rumah kaca,
menipisnya lapisan ozon, dll. Ruang lingkup ekologi dapat dilihat pada spectrum
Biologi sekumpulan individu, dari jenis yang sama, terjadi di satu tempat dalam
waktu tertentu. Spectrum biologi, mulai dari gen, sel, organ, organisme,
populasi, komunitas yang bila ditambah dengan materi/mineral dan energi, maka
akan menjadi sistem sel, sistem organ, system organisme, system populasi dan
ekosistem. Sistem-sistem tersebut bertujuan dan merupakan gabungan dari
komponen-komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya secara teratur, saling
bergantung untuk membentuk suatu keseluruhan. Meskipun ekologi penting, ia bukan
satu-satunya masukkan untuk mengambil keputusan dalam masalah lingkungan. Faktor
lain yang dalam pengelolaan lingkungan hidup harus dipertimbangkan secara
seimbang adalah faktor ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya.
Pengertian Ekosistem
Ekosistem terbentuk
dari beberapa komponen hidup dan tidak hidup, yang berinteraksi dalam suatu
tempat sebagai suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ekosistem terjadi oleh
adanya arus materi, energi, dan informasi. Komponen-komponen dalam ekosistem
menunjukkan bahwa, ekosistem tersebut berada dalam suatu keseimbangan tertentu.
Keseimbangan tersebut sifatnya tidak statis, namun dinamis, selalu berubah,
dapat besar atau kecil, dapat terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia. Sebagai
contohnya, keadaan bumi tidak tetap (kandungan CO2 dan O2 dalam udara), iklim,
gunungnya, flora/faunanya. Dalam skala kecil, Gn. Krakatau 1883 meletus,
kehidupan di pulau tersebut menjadi rusak. Dari penelitian, diketahui bahwa
mula- mula hanya ada tumbuhan tingkat rendah (lumut, paku), baru kemudian
timbul tumbuhan tingkat tinggi. Inilah yang disebut suksesi. Keseimbangan
Gn.Krakatau berubah total. Di dunia ini tidak ada yang kekal. Akuarium dapat
dikatakan sebagai ekosistem, dimana ikan, air, tumbuhan air, pasir, plankton,
mineral, dan oksigen terlarut merupakan komponen ekosistem. Hutan luas dengan
tumbuhan tinggi, rendah, tumbuhan perdu, hewan danau, ada suatu keteraturan
yang seimbang dalam ekosistem tersebut
Ilmu Lingkungan
Ilmu Lingkungan adalah ilmu
yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi di dalam
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, ilmu lngkungan disebut sebagai applied
ecology. Arti lingkungan hidup adalah dimana mahluk hidup lain bukan sekedar
kawan hidup bersama manusia secara pasiv atau netral, melainkan sangat terkait
dengan mereka, tanpa mereka, manusia tidak dapat hidup. Sebagai contoh,
bagaimana bila di bumi ini tidak ada oksigen dan makanan ? dari tumbuhan dan
hewan manusia memperoleh materi dan energy. Sebaiknya disadari, bahwa manusia
membutuhkan mahluk hidup lain untuk kelangsungan hidupnya (manusia, tumbuhan,
hewan, jasad renik) yang menempati ruang tertentu, di mana dalam ruang tersebut
terdapat benda tidak hidup (abiotik) berupa tanah, air dan udara.
Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
Pertama, Jenis dan jumlah
masing-masing unsur lingkungan tersebut lingkungan yang terdiri dari (10)
manusia, (1) anjing, (3) burung, (1) pohon kelapa, (1) bukit batu, akan berbeda
sifatnya dengan lingkungan yang terdiri dari (1) manusia, (10) anjing, tertutup
rimbun pohon bambo, tanpa bukit batu (rata)
Kedua, Hubungan atau interaksi
antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut Dua ruangan yang luasnya sama,
dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan lay out berbeda, akan
menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula.
Ketiga, Faktor kelakuan (kondisi)
unsur lingkungan hidup Sebagai contoh, kota dengan penduduk yang aktif dan
bekerja keras akan memiliki lingkungan yang lain dengan sebuah kota yang sikap
penduduknya santai dan malas bekerja. Atau, lingkungan daerah yang berlahan
landai dan subur dengan yang berlereng dan tererosi.
Keempat, non material lingkungan
panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang dengan
cahaya cukup tapi tenang.
Ilmu Lingkungan merupakan salah
satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup
(termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial,
ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu
poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu
sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan
lingkungannya.
Asas pengetahuan lingkungan
Asas di dalam
suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian
digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang
lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh
ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan
ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara
empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas,
sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Namun demikian
sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat
dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya
menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa
dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa disebut hipotesis, Hipotesis
ini dapat menjadi asas apabila diuji secara terus menerus sehingga memperoleh
kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk
mendapatkan asas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi dan
kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika.
Disini metode pengumpulan data melalui beberapa percobaaan yang relatif
terbatas untuk membuat kesimpulan yang menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu
dengan cara deduksi dengan menggunakan kesimpulan umum untuk
menerangkan kejadian yang spesifik. Asas baru juga dapat diperoleh dengan
cara simulasi komputer dan penggunaan model
matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam (mimik).
Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandinganmisalnya dengan
membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk
mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar