22 Oktober 2012

Manusia Sebagai Makhluk Budaya

     Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
     Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
      Manusia sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk – makhluk lain yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan di muka bumi ini. 


1.    Hakekat Manusia Sebagai Mahluk Budaya


Manusia sebagai makluk budaya mempunyai tingkatan yang lebih tinggi karena selain mampunyai sebagaimanaa makhluk hidup di atas, manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya yang kompleks melalui proses belajar yang terus-menerus. Selain itu manusia dikatakan juga sebagai makhluk budaya. Budaya diartikan sebagai pikiran atau akal budi. Kalau unsur perasaan muncul karena dipengaruhi oleh pengetahuan manusia, maka kesadaran manusia yang tidak ditimbulkan oleh pengaruh pengetahuan manusia melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya disebut sebagai naluri. Sehubungan dengan naluri tersebut, kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap manusia disebut sebagai “dorongan” (drive), maka disebut juga sebagai dorongan naluri. Macam-macm dorongan naluri manusia , antara lain adalah:


1. Dorongan untuk mempertahankan hidup;
2. Dorongan behubungan;
3. Dorongan untuk usaha mancari makan;
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengn sesama manusia;
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya;
6. Dorongan untuk berbakti;
7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak.

     Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama rnakhluk.Rasulullah saw bersabda: ” Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya”.Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian akhlak, norma, etika, moral dan nilai.
     Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian denga perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.
     Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau character. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia.Sedangkan secara terminologi akhlak suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal/pikiran.

2.    Etika Dan Estetika Berbudaya
Etika manusia dalam berbudaya, Etika berasal dari bahasa Yuniani, ethos.
Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens :

  1. Etika dlam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalm mengatur tingkah laku.
  2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik)
  3. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)
Kebudyaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan menghasilkan budaya yang beretika. Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu bidaya yang dihasilkan memenuhi nilai-nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat.

Estetika manusia dalam berbudaya, Estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan dengan nilai indah-jelek
Makna keindahan :

a.    secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan
b.    secara sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan ( bentuk dan warna)
c.    secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya dengan segala ssuatu yang diresapinya melalui indera.

Estetika bersifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

3. Problematika Kebudayaaan

 
Problematika kebudayaan ialah masalah - masalah yang menyangkut dengan kebudayaan baik itu dari luar maupun dalam suatu kebudayaan itu sendiri.
Beberapa Problematika Kebudayaan Antara lain :

  1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistemkepercayaan.Misalnya, keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempatisecara turun temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Merekaenggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagaipetani. padahal hidup mereka umumnya miskin.
  2. Hambatan Budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudutpandang, hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanapembangunan. Contohnya program Keluarga berencana atau KB semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
  3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaanUpaya untuk menstransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencanaalam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanyakekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebihsengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.
  4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luarMasyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi denganmasyarakat luar, karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutupuntuk menerima program-program pembangunan.
  5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baruSikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa,yang menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yangsudah mereka miliki secara turun temurun.
  6. Sikap EtnosentrismeSikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanyasendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam iniakan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku,agama, ras, dan antar golongan.
  7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, seringkalidisalahgunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justruuntuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia
  8. Cultural Shock atau gagap budaya, apabila manusia tidak bias menyesuaikanatau beradapatasi dengan budaya lain, sehingga menimbulkan keraguan dankecanggungan.

4. Kebudayaan Produk Manusia Atau Manusia Adalah Makluk Kebudayaan ?

 
Awal terjadinya adalah manusia menciptakan kebudayaan [dengan sadar atau tidak sadar] dari aktivitas yang dilakukannya, dan dari kebiasaan yang cenderung terus menerus itulah terciptanya suatu kebudayaan. Setelah budaya terciptakan, maka akan ada komitmen untuk mentaati kebiasaan atau budaya tersebut, bahkan dipatenkan, sehingga kedepannya tercipta manusia-manusia yang berbudaya
Jadi kesimpulanya awal yang benar budaya adalah produk manusia, yang nantinya budaya yang sudah terbentuk itu sendiri akan membentuk manusia-manusia yang tidak berbudaya [itu] menjadi manusia yang berbudaya baik untuk suku, bangsa, dan negrinya.

Sumber
http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
Ensiklopedi Indonesia (Edisi Khusus) Jilid 4, Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1991

Tidak ada komentar:

Posting Komentar